Perancangan
Pemanfaatan dan pengelolaan kawasan kota melalui urban planning and designmemerlukan suatu pendekatan komprehensif yang diharapkan akan mampu “mengakomodasikan” berbagai kepentingan dan aspek-aspek disain. Kearifan local (local wisdom) merupakan suatu upaya dalam rangka mewujudkan lingkungan kota yang harmoni, dan sustainable melalui pemanfaatan pengetahuan lokal (indigenous knowledge), pendekatan kontekstual serta pendekatan partisipatif. Sebagai sebuah produk yang berfungsi sebagai pengendali tentunya kesempurnaan suatu produk perencanaan dan perancangan kota bukan terletak hanya pada sekedar bagusnya perencanaan dan estetika produk rancangannya, tetapi bagaimana produk rancang bangun tersebut dapat diimplementasikan dengan baik dan memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya kepada kepentingan komunitas dalam mewujudkan lingkungan kota yang “ideal”
Krisis lingkungan saat ini menyadarkan kita akan perlunya suatu gerakan yang melindungi lingkungan dari kesewenang-wenangan pemanfaatan sumber daya alam. Perencanaan dan perancangan kota adalah suatu upaya terintegrasi antara aspek-aspek planning dan design. Penggalian konsep/teori serta best practices tentang kearifan lokal atas hasil rancangan masalalu(traditional setting, modern setting) melalui design review maupun urban design practices merupakan suatu upaya dalam rangka “penyempurnaan” pendekatan pembangunan kota. Kebijakan pembangunan kota yang dituangkan dalam produk perencanaan dan perancangan kota sebagai pengendali (urban regulation) harus mampu mengakomodasikan kearifan lokal sebagai suatu upaya untuk memberikan karakter spesifik suatu kota. Pemahaman atas potensi kearifan lokal dari stakeholderdalam urban planning and design dan landscape design (akademisi, praktisi dan birokrat) menjadi penting dalam pemanfaatan lingkungan bentang alam untuk menciptalan lingkungan kota yang harmoni dan sustainable.
Pranata peraturan pengembangan kota yang ada saat ini secara substansial masih jauh dari persyaratan “kecukupan” untuk dapat dikatakan sebagai panduan pengembangan kota secara fisik. Karena substansi produk panduan pengembangan kota yang ada saat ini masih berada dalam ranah perencanaan (planning). Dengan kata lain, substansi belum dapat dioperasionalkan secara optimal sebagai panduan disain, yang menyangkut disain elemen-elemen perancangan kota. Oleh karena itu seminar dengan tema sentral tentang “Kearifan Lokal “ sebagai unsur utama dalam proses perencanaan dan perancangan, baik perancangan kota dan bentang alam menjadi sangat penting.
- Prof. Ir. Respati Wikantiyoso., MSA.; Perancangan Kota, Unmer Malang
- Ir Imam Santoso Ernawi, MSc, MCM (Dirjen Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum)
- Ir. Tri Risma Harini, MT.; Ketua Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya.
- Prof. Ir. Johan Silas; Permukiman dan Lingkungan
- Prof. Dr. Ir. Happy Ratna Santosa, M.Sc.; Permukiman Lingkungan ITS
- Prof. Ir. Antariksa, DEA (UB): urban conservation
- Prof. Dr. Ir. Joseph Prijotomo, M.Arch.; Arsitektur Nusantara.
- DR. Ir. Ridwan Kamil (Akademisi dan Praktisi di bidang Urban Design ITB).
- Ir. I.G.N. Antaryama, M.Sc., Ph.D (Akademisi dan Praktisi di bidang Arsitektur Lingkungan)
- Ir. Baskoro Tedjo, MSEB, Ph.D; Jurusan Arsitektur ITB.
- Ir. Lucia Asdra Rudwiarti, M.Phil., Ph.D; Universitas Atmajaya Yogyakarta.
- Ir. Jenny Ernawati, MSP., Ph.D; Universitas Brawijaya Malang.
- Dr.Ing. Ir. Bambang Soemardiono; Ketua Lab. Landscape ITS Surabaya.
- Ir. Agus Dwi Wicaksono, Lic.Rer.Reg; PWK Universitas Brawijaya Malang
- Ir. Putu Rudy, MSP; Ketua IAP Jawa Timur
- Ir. Ispurwono Soemarno, M.Arch., Ph.D; Permukiman dan Lingkungan, ITS
- Ir. Lalu Mulyadi MT., Ph.D. (ITN); indigenous knowledge in traditional setting
- Tim Lab. Kota dan Permukiman Jurusan Arsitektur Unmer Malang